Senyawa merupakan zat yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih. Melalui reaksi kimia, senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya.

Contoh senyawa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Air merupakan gabungan dari unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus kimianya, yaitu H20.Melalui reaksi kimia, air dapat diuraikan kembali menjadi hidrogen dan oksigen. Meskipun pada tekanan atmosfer, hidrogen dan oksigen sama-sama berwujud gas, tapi saat mereka bersatu dan saling mengikat, wujudnya dapat berubah menjadi cair.Pemberian nama suatu senyawa dengan cara menuliskan nama unsur logam terlebih dahulu, diikuti nama unsur non logam dan diakhiri -ida.


Apabila senyawa terdiri atas unsur-unsur non logam, penamaan senyawa menggunakan awalan yang menyatakan jumlah atom unsur penyusun. Awalan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jumlah unsur 1 : Mono

Jumlah unsur 2 : Di

Jumlah unsur 3 : Tri

Jumlah unsur 4 : Tetra

Jumlah unsur 5 : Penta

Jumlah unsur 6 : Heksa

Jumlah unsur 7 : Hepta

Jumlah unsur 8 : Okta

Jumlah unsur 9 : Nano

Jumlah unsur 10 : Deka

Contoh penamaan senyawa:

- N2O3 (dinitrogen trioksida)

- NaCl ( natrium klorida)

- PCl5 (fosfor penta klorida)


Berdasarkan asal pembentuknya, senyawa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. 

1. Senyawa Organik

Senyawa organik berasal dari makhluk hidup atau dari proses fotosintesis. Senyawa ini terdiri dari unsur karbon (C) sebagai rangkaian utamanya.

Sifat senyawa organik tidak mudah larut air, namun akan larut jika dicampur dengan pelarut yang sifatnya organik juga. Selain itu, akibat unsur pembentuknya yang berupa karbon (C), senyawa organik cenderung akan mudah terbakar.

2. Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik berasal dari sumber daya mineral yang terdapat di bumi. Senyawa ini memiliki titik didih atau titik leleh yang relatif tinggi dibandingkan dengan senyawa organik. Senyawa anorganik memiliki sifat mudah larut dalam air dan cenderung tidak mudah terbakar.

Contoh Senyawa Organik dan Anorganik
- Contoh senyawa organik: gula (C12H22011), alkohol (C2H3OH), dan urea (CO(NH2)2).

- Contoh senyawa anorganik: air (H2O), garam (NaCl), karbondioksida (CO2), CaCo3 (Kalsium Karbonat), NaOH (Natrium Hidroksida), dan SiO2 (Silikon Dioksida).



senyawa

Posted by : Fahrusani Adyuta Amri 0 Comments
Tag : ,

 Unsur merupakan salah satu jenis zat murni yang bermakna zat tersebut tidak dapat terurai menjadi lebih sederhana menggunakan reaksi kimia. Dikutip dari modul Ilmu Pengetahuan Alam (2017), unsur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu unsur logam, unsur non logam, dan unsur semi logam (metalloid).


B. Simbol Unsur

Para ahi kimia juga menggunakan simbol atau lambang untuk menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang lainnya. Ahli kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan unsur secara bertahap terus berkembang sampai abad ke-20.  Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh unsur logam ialah besi, emas, dan seng. Contoh unsur nonlogam ialah karbon, nitrogen, dan oksigen. Selain itu masih ada juga unsur yang bersifat semi logam. Berikut disajikan beberapa contoh unsur logam dan nonlogam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari beserta lambangnya.

Unsur logam dan lambangnya
1. Aluminium dengan lambang Al
2. Aurum atau emas dengan lambang Au
3. Argentum atau perak dengan lambang Ag
4. Calcium atau kalsium dengan lambang Ca
5. Cuprum atau tembaga dengan lambang Cu
6. Ferrum atau besi dengan lambang Fe
7. Natrium atau natrium dengan lambang Na
8. Plumbun atau timbal dengan lambang Pb
9. Stannum atau timah dengan lambang Sn.

Unsur nonlogam dan lambangnya
1. Oxygen atau oksigen dengan lambang O
2. Hydrogen atau hidrogen dengan lambang H
3. Carbon atau karbon dengan lambang C
4. Sulphur atua belerang/sulfur dengan lambang S
5. Phosphorus atau fosfor dengan lambang P
6. Nitrogen dengan lambang N
7. Iodium atau iodin dengan lambang I.

Unsur diberi nama dengan menggunakan bahasa Latin berdasarkan penemu pertamanya atau tempat ditemukan unsur tersebut. Ahli-ahli kimia tidak membedakan penamaan unsur alamiah yang terdapat di alam ataupun unsur buatan. Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati identitas penemunya ataupun tempat penemuannya.

Perbedaan unsur logam dan nonlogam
Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia. Berikut perbedaan sifat unsur logam dan nonlogam:
Logam :
1. Berwujud padat pada suhu kamar (kecuali raksa).
2. Dapat ditempa dan dapat diregangkan.
3. Konduktor listrik dan panas.
Nonlogam
1. Ada yang berwujud padat, cair, dan gas.
2. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa.
3. Nonkonduktor, kecuali grafit.



unsur

Posted by : Fahrusani Adyuta Amri 0 Comments
Tag : ,

 



Alat optik alami yaitu mata, sedangkan yang termasuk alat optik buatan di antaranya adalah 
kacamata, kamera, lup (kaca pembesar), mikroskop, teropong atau teleskop, periskop dan sebagainya.

alat optik

Posted by : Fahrusani Adyuta Amri 0 Comments
Tag : ,

 

Contoh Penerapan Sifat-Sifat Cahaya: Cahaya Merambat Lurus

- Lampu kendaraan seperti pada motor dan mobil. Saat lampu dinyalakan, berkas cahayanya akan merambat lurus.

- Bayangan yang bentuknya sama dengan benda aslinya. 

- Lampu atau senter yang menerangi ruangan yang gelap.

Contoh Penerapan Sifat-Sifat Cahaya: Cahaya Menembus Benda Bening

- Sinar Matahari yang menembus kaca jendela, sehingga membuat ruangan menjadi terang.

- Dasar kolam bisa terlihat karena adanya sinar matahari yang menembus air yang merupakan benda bening.

Contoh Penerapan Sifat-Sifat Cahaya: Cahaya Bisa Dipantulkan

- Munculnya pantulan yang serupa pada cermin datar. Ini terjadi saat kita bercermin.

- Cermin cembung di spion kendaraan yang memantulkan benda-benda yang ada di sekitar.

Contoh Penerapan Sifat-Sifat Cahaya: Cahaya Bisa Dibiaskan

- Pensil yang terlihat patah saat dimasukkan ke dalam gelas bening berisi air.

- Dasar kolam renang yang terlihat dangkal.

Contoh Penerapan Sifat-Sifat Cahaya: Cahaya Terdiri dari Berbagai Warna

- Munculnya pelangi.

pemanfaatan cahaya dalam kehidupan sehari hari

Posted by : Fahrusani Adyuta Amri 0 Comments
Tag : ,

 

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasatmata maupun yang tidak.[2][3] Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indra penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.

Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitasfrekuensi atau panjang gelombangpolarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensidifraksidispersipolarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).

Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesis bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E.


Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang.

Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori mekanika kuantum yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner HeisenbergNiels BohrErwin SchrödingerMax BornJohn von NeumannPaul DiracWolfgang PauliDavid HilbertRoy J. Glauber dan lain-lain.

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.

cahaya

Posted by : Fahrusani Adyuta Amri 0 Comments
Tag : ,

- Copyright © Fahrusani Adyuta Amri - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -